Kucing sampai saat ini dianggap sebagai hewan penyebab toxoplasmosis. Hal ini menjadi penyebab utama beberapa orang enggan untuk memelihara kucing sebagai hewan kesayangannya. Pada beberapa kejadian memang kucing menjadi media penularan utama pada kasus toxoplasmosis, tapi Vetamers harus tahu bahwa tidak semua kucing dan tidak hanya kucing yang dapat menularkan penyakit toxoplasmosis!
Jadi Apasih sebenarnya Toxoplasmosis itu?
Toxoplasmosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii yang dapat menyerang manusia dan hewan berdarah panas, sehingga infeksi ini bersifat Zoonosis karena dapat menular dari hewan ke manusia.
Lalu, bagaimana Toxoplasma gondii ini bisa menginfeksi banyak spesies hewan bahkan manusia?
Penyebab utama infeksi Toxoplasma ini dimulai dari kucing sebagai inang utama. Selanjutnya feses kucing akan membantu menyebarkan parasit ini. Feses yang dikeluarkan oleh kucing yang terinfeksi, akan menghasilkan jutaan ookista infektif selama berbulan-bulan pada kondisi yang sesuai. Ookista ini akan menyebar di lingkungan dan mencemari air, tanaman, dan hewan-hewan yang ada disekitarnya. Hewan-hewan selain kucing, seperti hewan ternak dan tikus, berperan sebagai inang perantara. Ookista yang tertelan inang perantara, akan berkembang menjadi takizoit yang berada dalam aliran darah, dan selanjutnya menetap dalam berbagai orang tubuh seperti jantung, otak, dan otot-otot (daging) dalam bentuk kista bradizoit yang bisa menjadi sumber penularan bagi manusia jika mengkonsumsi daging yang terkontaminasi (Alexander dan Melanie, 2002).
Apakah setiap kucing memiliki parasit toxoplasma pada tubuhnya?
Jawabannya adalah TIDAK!
Parasit ini masuk ke tubuh kucing berawal dari apa yang dimakannya. Misalnya tikus, burung kecil, daging mentah atau makanan lain dengan higienitas yang buruk yang sudah tercemar tanah dan debu yang mengandung toxoplasma didalamnya. Toxoplasmosis kerap menginfeksi kucing liar atau kucing peliharaan yang sering diberikan daging mentah.
Kucing yang dibiarkan berkeliaran bebas diluar rumah memiliki risiko terinfeksi Toxoplasma jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kucing yang dipelihara didalam rumah. Hal ini dapat terjadi karena kucing liar atau yang bebas berkeliaran diluar rumah kemungkinan memakan tikus yang terinfeksi Toxoplasma gondii atau melalui kontaminasi ookista yang ada di lingkungan (Hanafiah dkk., 2015)
Bagaimana cara mendeteksi apakah kucing kita bebas dari Toxoplasmosis?
Vetamers! Sebagai pet owner kita harus aware terhadap kesehatan anabul kita, salah satunya mengenai infeksi Toxoplasmosis ini, karena Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang dapat menular juga kemanusia maka kita harus berhati-hati juga.
Konsultasikan Kesehatan anabul kalian ke dokter hewan dan mintalah untuk melakukan pemeriksaan Toxoplasmosis secara berkala!
Metode yang paling mudah adalah dengan pemeriksaan menggunakan Rapid Test Kit Zr-Bio Toxoplasma AB. Rapid tes kit merupakan alat diagnose cepat, mudah dan akurat untuk mendeteksi adanya infeksi toxoplasmosis.
Daftar Pustaka
Alexander J. da Silva, PhD; Melanie Moser. 2002. Toxoplasmosis (Toxoplasma gondii). Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Hanafiah, M. 2015. Faktor Risiko Infeksi Toxoplasma gondii pada Kucing Domestik yang Dipelihara di Yogyakarta. Jurnal Kedokteran Hewan. 9 (1) : 55-58.
Penulis
Drh Puspita Dwi Laudiyah