tunasdayavetama.com
9 Dari 10 Pet Owner Sering Salah Kaprah!!!Mengupas Perbedaan Infeksi Scabies dan Jamur pada Kucing: Mengenali Gejala dan Solusi Terbaik

9 Dari 10 Pet Owner Sering Salah Kaprah!!!Mengupas Perbedaan Infeksi Scabies dan Jamur pada Kucing: Mengenali Gejala dan Solusi Terbaik

Kucing kesayangan kita tentu bisa mengalami masalah kulit, seperti ruam atau gatal-gatal yang mengarah ke gejala yaitu Infeksi Scabies dan Jamur. Meskipun keduanya dapat menyebabkan masalah pada kulit kucing, namun keduanya berbeda penyebab sehingga pengobatannya juga akan berbeda. 

Infeksi scabies dan jamur merupakan penyakit kulit yang sering terjadi pada kucing. Penyakit ini sangat mudah menular dari satu kucing ke kucing yang lain bahkan ke manusia, sehingga sangat merugikan dan dapat berakibat fatal bila tidak diobati dengan tepat. 

Jadi, sebenarnya apa sih perbedaan dari kedua infeksi kulit tersebut? Mari kita simak penjelasan berikut:

Penyebab Infeksi Scabies dan Jamur

Infeksi Scabies atau Scabiosis pada kucing disebabkan oleh tungau kecil bernama Notoedres cati yang kadang juga disebut tungau scabie. Parasit ini menginfeksi kucing pada segala usia, ras, dan warna, baik jantan maupun betina dan paling sering menginfeksi anak kucing. Penularan akan lebih mudah terjadi di dalam rumah yang memiliki berbagai jenis kucing.  

Tungau ini memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga perlu bantuan microskop untuk melihatnya. Berikut gambaran tungau Notoedres cati dilihat dengan bantuan mikroskop.

Gambar Tungau Notoedres cati penyebab Scabies pada kucing

Sedangkan Infeksi Jamur atau Dermatofitosis atau yang lebih sering dikenal dengan Ringworm adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh kapang dermatofita dan termasuk dalam genus dermatofita, diantaranya yaitu Microsporum sp, Trychophyton sp, dan Epidermophyton sp. Spesies kapang dermatofita yang paling sering menginfeksi kucing yaitu Microsporum canis. Kapang dermatofita menginfeksi kulit bagian terluar (superficial) yang memiliki keratin seperti epidermis kulit, rambut, kuku dan tanduk. Kucing berusia di bawah empat bulan memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi dermatofitosis, hal ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna.

Microsporum canis penyebab Ringworm pada kucing

Gejala Infeksi Scabies dan Jamur

Gejala yang muncul jika kucing kamu mengalami infeksi scabies yaitu rasa gatal yang sangat sehinga kucing terus menerus menggaruk area yang terinfeksi. Akibatnya area tersebut mengalami kebotakan, keropeng atau berkerak dan luka Jika sudah terlalu parah akan menyebabkan penurunan nafsu makan. 

Awal infeksi, terdapat area yang menjadi kesukaan tungau Notoedres cati ini yaitu daerah kepala, telinga, dan leher. Namun, jika infeksi tidak segera diobati maka gejala yang muncul akan menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti bagian perut, dada, dan kaki, siku bahkan ke seluruh bagian tubuh.

Gambar Kucing dengan gejala scabies yang muncul pada area wajah dan telinga (kebotakan dan berkerak)

Sedangkan gejala infeksi jamur atau ringworm akan terlihat adanya  bulatan dengan batasan merah yang jelas seperti cincin. Selain itu, gejala yang akan muncul juga yaitu terjadi gatal, kebotakan, bersisik dan berkerak. Gejala sering muncul di daerah badan, wajah, kaki, telinga, dan ekor. Infeksi jamur juga di pengaruhi oleh musim, terutama musim hujan. Saat musim hujan lingkungan menjadi lembab sehingga jamur akan mudah tumbuh dan berkembang dengan cepat. 

Gambar Kucing dengan gejala Ringworm yang muncul pada area tubuh (Lesi berbentuk bulat dengan batas kemerahan yang jelas)

Cara pengobatan Infeksi Scabies dan Jamur

Infeksi Scabies disebabkan oleh tungau sehingga untuk pengobatan yang tepat yaitu dengan pemberian obat-obatan anti-parasite yang mengandung ivermectine. Produk yang banyak digunakan oleh dokter hewan dan direkomendasikan untuk Pet Owner adalah Scabivar. Scabivar merupakan solusi terbaik untuk mengatasi infeksi scabies pada kucing, dengan kandungan ivermectine yang memiliki spektrum luas untuk membasmi parasit yang ada di tubuh kucing, sehingga infeksi scabies pada kucing akan segera teratasi dan tidak menyebar serta menular ke kucing lainnya. Selain itu Scabivar juga mengandung Omega-3, Omega-6 dan vitamin yang berguna untuk memperbaiki kulit dan rambut yang rusak akibat serangan scabies pada kucing, sehingga kucing kamu akan kembali pada kulit dan rambut yang sehat dan terhindar dari infeksi Scabies.

Gambar Scabivar: solusi untuk mengatasi scabies pada kucing

Sementara Infeksi jamur diatasi dengan dengan pemberian obat yang memiliki kandungan anti-jamur seperti ketoconazole. Anti jamur yang bagus dan mudah diaplikasikan dalam bentuk salep atau krim. Krim anti-jamur yang digunakan banyak dokter hewan dan direkomendasikan untuk pet owner adalah Ketovar. Ketovar merupakan krim anti jamur yang dapat menjadi solusi terbaik masalah infeksi jamur pada kucing. Kandungan ketoconazole dan vitamin E pada ketovar tidak hanya membasmi infeksi namun dapat membantu regenerasi kulit yang rusak akibat infeksi jamur, sehingga kulit dan rambut kucing kamu akan tumbuh dengan sehat kembali.                        

 Gambar Ketovar:  solusi mengatasi infeksi jamur pada anabul 

Nah Pawrents, berikut perbedaan yang bisa kalian amati dari infeksi scabies dan jamur. Langkah selanjutnya adalah segera merawat kucing kamu dengan saran yang telah diberikan. Karena jika terlambat, akan memperparah infeksi yang terjadi dan akan berakibat fatal. Selain itu, infeksi scabies dan jamur dapat menular ke manusia sehingga Pawrents harus melakukan pengobatan dan perawatan yang tepat. Jangan ragu juga untuk menghubungi Dokter Hewan terdekat jika terjadi infeksi sekunder lainnya. Berikut info mengenai perbedaan infeksi Scabies dan Jamur. Semoga bermanfaat Pawrents!

Mengenal Jenis-jenis dan Penyebab Diare pada Anjing dan Kucing: Ketahui Tanda-tanda dan Penanganannya!

Mengenal Jenis-jenis dan Penyebab Diare pada Anjing dan Kucing: Ketahui Tanda-tanda dan Penanganannya!

Diare adalah masalah umum yang sering dialami oleh anjing dan kucing. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu kesehatan hewan peliharaan kita. Mengenali jenis-jenis diare yang mungkin terjadi pada anjing dan kucing sangat penting untuk dapat mengatasi masalah tersebut dengan tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis dan penyebab diare yang umum pada hewan kesayangan kita, beserta tanda-tanda dan penanganannya, sehingga Pawrents dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan hewan kesayangan kamu.

Berikut jenis-jenis diare yang sering dialami anabul:

1. Diare Akut

Diare akut adalah jenis diare yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat yaitu 1 sampai 2 hari. Biasanya, diare akut disebabkan oleh infeksi, perubahan makanan, atau paparan terhadap bahan beracun. Tanda-tanda diare akut meliputi feses yang encer, frekuensi buang air besar yang meningkat, dan mungkin disertai dengan muntah. Penanganan diare akut melibatkan pemberian cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi, menjaga makanan dengan pola makan teratur, dan menghindari makanan yang dapat memperburuk gejala.

2. Diare Kronis

Diare kronis adalah jenis diare yang berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama, biasanya lebih dari dua minggu. Diare ini dapat menunjukkan adanya masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti alergi makanan, penyakit pencernaan, gangguan pada organ pencernaan atau yang berkaitan dengan pencernaan atau masalah hormonal. Tanda-tanda diare kronis meliputi feses yang encer atau berair secara terus-menerus, penurunan berat badan, muntah, dan nafsu makan yang berkurang. Penanganan diare kronis melibatkan identifikasi dan penanganan penyebab mendasarinya, termasuk perubahan pola makan, pemberian obat-obatan yang diresepkan, dan pengelolaan penyakit yang mendasarinya. Pawrents sekarang sudah tahu jenis diare yang sering terjadi pada anabul. Selanjutnya artikel ini akan menjelaskan penyebab diare yang umum terjadi pada anjing dan kucing.

3. Perubahan Pola Makan

Saat mengenalkan makanan baru atau mengubah diet secara drastis, anjing dan kucing dapat mengalami gangguan pencernaan yang menyebabkan diare. Perubahan makanan yang tidak terencana atau pemberian makanan manusia yang tidak sesuai juga dapat menjadi penyebab diare pada hewan peliharaan. Penting untuk memperkenalkan perubahan makanan secara perlahan dan memastikan bahwa diet yang diberikan sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan toleransi pencernaan hewan. Hal ini dikarenakan, pencernaan kucing butuh beradaptasi baik secara mekanis maupun enzimatis, sehingga jika pergantian pakan secara drastis akan menyebabkan diare.

4. Stres dan Kecemasan

Anjing dan kucing yang mengalami stres atau kecemasan yang berlebihan dapat mengalami gangguan pada sistem pencernaan mereka. Perubahan lingkungan, kehadiran hewan peliharaan baru, perubahan rutinitas, atau kehilangan anggota keluarga dapat menjadi pemicu stres yang berdampak pada pencernaan. Hal ini disebabkan karena adanya pelepasan hormon kortisol dan adrenalin sehingga kerja pencernaan melambat dan tidak bekerja dengan baik, selain itu sres juga mempengaruhi keseimbangan bakteri yang ada di pencernaan, tingkat stres yang tinggi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan lebih banyak bakteri tidak sehat yang berakibat mempengaruhi proses mencerna makanan dan menyebabkan diare. Mengenali faktor pemicu stres dan memberikan lingkungan yang stabil dan nyaman bagi hewan peliharaan kamu dapat membantu mencegah diare yang disebabkan oleh faktor emosional.

5. Infeksi Bakteri dan Virus

Infeksi bakteri atau virus yang menyerang saluran pencernaan merupakan agen penyebab diare yang paling umum terjadi. Bakteri yang sering menyerang saluran pencernaan anjing dan kucing diantaranya Salmonella spp, Campylobacter spp, Helicobacter spp, Eschericia coli yang biasanya menimbulkan diare berdarah. Sedangkan Virus yang sering menyerang anjing dan kucing diantaranya Feline Panleukopenia Virus, Feline Corona Virus, Canine Parvo Virus yang menimbulkan gejala diare disertai muntah. Kontak dengan hewan yang sakit atau terpapar lingkungan yang tidak bersih dapat memperbesar risiko infeksi. Vaksinasi yang tepat, menjaga kebersihan, dan menghindari paparan terhadap hewan atau lingkungan yang berpotensi membawa penyakit dapat membantu mencegah infeksi yang dapat menyebabkan diare.

6. Infeksi Parasit

Infeksi parasit juga dapat menyerang anjing dan kucing yang mengakibatkan terjadinya diare. Parasit jenis cacing yang sering menginfeksi anjing dan kucing diantaranya Ancylostoma/Uncinaria, Trichuris vulpis (anjing), Strongyloides, Dirofilaria immitis,  Toxocara spp., Toxascaris leonina, Ollulanus tricuspis (kucing), dan Physaloptera spp. serta protozoa pencernaan seperti Giardia spp., Cystoisospora spp., Cryptosporidium spp., and Tritrichomonas foetus. Infeksi parasit ini selain menyebabkan diare juga akan mengakibatkan muntah, malnutrisi, serta anemia jika tidak segera diobati. Pemberian obat cacing secara rutin 1 bulan sekali dapat mengurangi resiko terjadinya diare yang disebabkan oleh parasit. Menjaga kebersihan lingkungan juga merupakan salah satu pencegahan yang harus selalu dilakukan untuk mencegah infeksi pada anjing dan kucing.

7. Penyakit pada Saluran Pencernaan

Penyakit pada saluran pencernaan juga menjadi salah satu penyebab terjadinya diare pada anjing dan kucing. Berbagai penyakit yang menyebabkan diare diantaranya Gastroenteritis hemoragi yang menyebabkan diare dan muntah, Colitis yaitu radang pada usus besar yang menyebabkan diare yang disertai darah segar dan lendir, Inflammatory bowel disease (IBD) yaitu peradangan kronis pada usus dan menyebabkan diare kronis, serta penyumbatan usus yang menyebabkan diare dan muntah serta sakit pada perut. Untuk memastikan diagnosa dari penyakit saluran pencernaan ini membutuhkan berbagai pemeriksaan lanjutan dengan alat penunjang diagnosa seperti pemeriksaan hematology, kimia darah, ultrasonography, radiography, colonoscopy dan pemeriksaan lainnya mengikuti arahan dokter hewan.

Diare pada anjing dan kucing dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berbeda. Mengenali jenis-jenis diare dan penyebab yang mendasarinya adalah langkah pertama dalam penanganan yang efektif. Saat anjing dan kucing mengalami diare penanganan pertama yang harus kamu lakukan yaitu menjaga cairannya agar tetap tercukupi sehingga tidak mengalami dehidrasi, pastikan anjing dan kucing tetap mendapatkan minum air bersih yang bersih dan cukup, berikan makanan basah sedikit demi sedikit, selain itu untuk membantu menghentikan diarenya yaitu dengan memberikan probiotik. Probiotik adalah bakteri baik untuk usus dan bermanfaat untuk mengobati diare bagi anjing dan kucing. Probiotik bekerja dengan menambahkan bakteri baik pada usus dan mengikat bakteri jahat. Pastikan untuk memberikan Probiovar probiotik alami khusus untuk hewan dengan kandungan yang sudah disesuaikan dengan pencernaan anjing dan kucing sehingga aman dan efektif menghentikan diare.

Gambar Probiovar probiotik alami untuk anjing dan kucing

Jika hewan peliharaan kamu mengalami diare yang berkepanjangan, disertai dengan gejala yang mengkhawatirkan seperti dehidrasi, kehilangan nafsu makan, atau feses berdarah dalam jang waktu yang panjang, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Selalu perhatikan kesehatan pencernaan hewan peliharaan kamu dan berikan perawatan yang diperlukan untuk menjaga kebahagiaan dan kesejahteraan mereka.

Oleh:
drh Puspita Dwi Laudiyah
Product Specialist 

5 Rekomendasi Obat Kutu Kucing dan Anjing, Dijamin Vet Approved

5 Rekomendasi Obat Kutu Kucing dan Anjing, Dijamin Vet Approved

Hewan peliharaan seperti kucing dan anjing adalah anggota keluarga yang sangat dihargai dan dicintai. Sebagai pemilik hewan peliharaan, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan mereka. Salah satu masalah yang sering dihadapi adalah infestasi kutu. Kutu bukan hanya mengganggu kesehatan hewan peliharaan, tetapi juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang serius. Untuk mengatasi masalah kutu pada hewan peliharaan, pemilihan obat kutu yang tepat sangat penting. Ada banyak produk obat kutu yang tersedia di pasaran, namun tidak semuanya sama efektifnya karena beberapa obat kutu tidak jelas bahan kandungannya. 

Berikut 5 rekomendasi obat kutu kucing dan anjing yang bisa kalian gunakan untuk hewan peliharaan kalian saat anabul terserang kutu.

1. Mectivar

Mectivar adalah obat tetes kutu yang mengandung Ivermectin 0,5%. Ivermectin merupakan bahan aktif yang efektif dalam membasmi kutu pada kucing dan anjing. Obat ini bekerja dengan cara mengganggu sistem saraf kutu, sehingga membunuhnya. Mectivar juga efektif dalam mengatasi kutu dewasa dan telur yang menempel pada bulu hewan peliharaan. Kelebihan Mectivar adalah harganya yang ekonomis, sehingga cocok bagi Anda yang memiliki banyak hewan peliharaan.

Link Shopee MectiVar

Link Tokopedia MectiVar

2. Revolution

Revolution adalah obat tetes kutu yang mengandung Selamectin. Selain untuk mengatasi kutu, Revolution juga efektif dalam mengendalikan parasit lain, seperti tungau telinga, tungau sarcoptic, dan cacing usus. Obat ini bekerja dengan menghambat sistem saraf parasit, sehingga membunuhnya. Revolution tersedia dalam bentuk tetes yang mudah diaplikasikan pada kulit hewan peliharaan. Penggunaan Revolution secara rutin dapat membantu mencegah infestasi kutu dan parasit lain pada kucing dan anjing.

Link Shopee Revolution

Link Tokopedia Revolution

Revolution For Cats 2.6-7.5kg Blue 9 Pack - $79.00

3. Frontline

Frontline adalah obat tetes kutu yang mengandung Fipronil. Obat ini bekerja dengan cara mengganggu sistem saraf kutu, yang akhirnya menyebabkan kematian mereka. Frontline efektif dalam membasmi kutu dewasa, telur, dan larva. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengendalikan tungau telinga dan tungau sarcoptic pada hewan peliharaan. Frontline tersedia dalam bentuk tetes yang mudah diaplikasikan pada kulit kucing dan anjing. Penggunaan rutin Frontline dapat membantu menjaga kesehatan dan kenyamanan hewan peliharaan Anda.

Link Shopee Frontline

Link Tokopedia Frontline

FRONTLINE PLUS FOR CAT 1 PCS ( OBAT KUTU KUCING ) | Lazada Indonesia

4. Advocate

Advocate adalah obat tetes kutu yang mengandung Imidacloprid dan Moxidectin. Imidacloprid bekerja dengan mengganggu sistem saraf kutu, sementara Moxidectin efektif dalam mengatasi parasit seperti cacing usus dan cacing jantung. Obat ini dapat digunakan untuk membasmi kutu dewasa dan larva yang menempel pada bulu kucing dan anjing. Selain itu, Advocate juga dapat digunakan untuk pencegahan infestasi kutu dan parasit lain pada hewan peliharaan. Obat ini tersedia dalam bentuk tetes yang mudah diaplikasikan.

Link Shopee Advocate

Link Tokopedia Advocate

5. Deltamed

Deltamed solusi untuk kamu yang sering ngasih obat kutu tetapi kutu bandel tidak kunjung hilang. Deltamed adalah obat kutu yang mengandung Deltamethrin. Cara kerja obat ini bekerja dengan mengganggu sistem saraf kutu, sehingga menyebabkan kematian mereka. Deltamed efektif dalam membasmi kutu dewasa pada kucing dan anjing. Keunggulan Deltamed adalah selain bisa untuk membasmi kutu di tubuh hewan peliharaan, Deltamed juga mampu memberantas kutu dan telurnya yang ada di lingkungan tempat hewan peliharaan bermain. Cara penggunaannya berbeda dari obat-obat sebelumnya, Deltamed harus diencerkan terlebih dahulu sesuai dosis kebutuhan kemudian diberikan dengan memandikan hewan peliharaan.

Link Shopee Deltamed

Link Tokopedia Deltamed

Deltamed - Tri Daya Varuna

Dalam pemilihan obat kutu untuk hewan peliharaan Anda, penting untuk mempertimbangkan faktor seperti jenis hewan, berat badan, usia, serta riwayat kesehatan mereka. Konsultasikan dengan dokter hewan sebelum menggunakan obat kutu, terutama jika hewan peliharaan Anda memiliki kondisi kesehatan yang sensitif. Selalu ikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat, dan jangan menggabungkan atau menggunakan dosis yang tidak sesuai.

Jangan biarkan masalah kutu mengganggu kenyamanan dan kesehatan hewan peliharaan Anda. Mectivar, Revolution, Frontline, Advocate, dan Deltamed adalah beberapa pilihan obat kutu yang efektif dan populer. Selain menggunakan obat tetes kutu, perlu juga memperhatikan kebersihan lingkungan dan menjaga kebersihan bulu hewan peliharaan secara rutin. Dengan langkah-langkah yang tepat, Anda dapat memberikan perlindungan terbaik untuk hewan kesayangan Anda dan menjaga mereka tetap sehat dan nyaman.

Ditulis oleh:
Drh Intan Khoirunnisa
Marketing

Jenis-jenis dan Penyebab Muntah pada Kucing dan Anjing

Jenis-jenis dan Penyebab Muntah pada Kucing dan Anjing

Apakah kamu pernah mengalami saat hewan peliharaan kesayanganmu tiba-tiba muntah? Jangan khawatir, karena hal itu bukanlah hal yang jarang terjadi. Baik kucing maupun anjing bisa mengalami muntah dari waktu ke waktu. Namun, penting bagi kita sebagai pemilik untuk memahami jenis-jenis muntah yang mungkin terjadi dan penyebab di baliknya. Dengan demikian, kita dapat mengambil tindakan yang tepat dan membantu hewan peliharaan kita mengatasi gangguan pencernaan dengan mudah dan efektif.

Mengenal Jenis Muntah pada Kucing dan Anjing

Muntah adalah respons alami tubuh hewan untuk mengeluarkan benda asing atau zat yang tidak diinginkan dari saluran pencernaan. Secara umum, tipe muntah terdapat dua ketegori, yaitu muntah akut dan muntah kronis.

Muntah akut pada kucing dan anjing terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat. Hal ini umumnya disebabkan oleh penyebab yang jelas dan dapat diidentifikasi, seperti perubahan pola makan yang drastis, makan makanan yang tidak cocok, memakan rumput atau benda asing, efek samping obat, atau infeksi saluran pencernaan. Gejala muntah akut pada hewan peliharaan meliputi mual yang intens, sering kali diikuti dengan suara muntah, dan terjadi setelah terjadinya pemicu muntah.

Muntah kronis pada kucing dan anjing adalah kondisi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama, biasanya lebih dari beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Muntah kronis pada hewan peliharaan dapat menunjukkan adanya masalah kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit ginjal, penyakit hati, alergi makanan, penyakit inflamasi usus, obstruksi usus, atau adanya tumor. Muntah kronis pada hewan peliharaan dapat terjadi secara teratur atau berulang kali, dan bisa mengakibatkan penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, dehidrasi, dan kelemahan.

Tipe muntah berdasarkan karakteristiknya pada kucing dan anjing:

1.Yellow Vomit (Muntah Kuning)

Muntah berwarna kuning pada kucing dan anjing dapat menjadi tanda adanya cairan empedu dalam lambung. Penyebab umumnya termasuk kekosongan lambung, iritasi lambung, atau masalah pada saluran pencernaan. Jika muntah kuning berlangsung secara terus-menerus atau disertai dengan gejala lain, segera konsultasikan dengan dokter hewan.

2. Clear Vomit (Muntah Bening)

Muntah bening pada kucing dan anjing biasanya terjadi ketika lambung mereka kosong atau saat mereka memuntahkan air liur berlebihan. Ini bisa terjadi ketika hewan peliharaan mengalami kecemasan atau stres. Jika muntah bening berlangsung dalam waktu yang lama atau disertai dengan gejala lain, sebaiknya periksakan hewan peliharaan kamu ke dokter hewan.

3. White Vomit (Muntah Putih)

Muntah putih pada kucing dan anjing sering kali mengindikasikan adanya lendir dalam muntah. Hal ini bisa terjadi karena iritasi pada saluran pencernaan, infeksi, atau adanya benda asing di dalam tubuh mereka. Jika muntah putih terjadi secara berulang atau disertai dengan gejala lain, konsultasikan dengan dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

4. Blood Vomit (Muntah Darah)

Muntah darah pada kucing dan anjing merupakan tanda yang serius dan harus segera ditangani oleh dokter hewan. Penyebab muntah darah dapat meliputi luka pada saluran pencernaan, masalah perdarahan internal, infeksi, atau adanya penyakit serius. Segera cari bantuan medis jika hewan peliharaan kamu mengalami muntah darah.

5. Brown Smelly Vomit (Muntah Cokelat Berbau)

Muntah cokelat yang berbau busuk pada kucing dan anjing bisa menunjukkan adanya masalah pada saluran pencernaan atau masalah hati. Jika muntah cokelat berbau terjadi secara teratur atau disertai dengan gejala lain seperti diare atau penurunan nafsu makan, segera periksakan hewan peliharaan kamu ke dokter hewan.

6. Undigested Food in Vomit (Muntah Makanan Tidak Tercerna)

Muntah makanan yang tidak tercerna pada kucing dan anjing bisa terjadi jika mereka makan terlalu cepat atau mengalami gangguan pencernaan. Benda asing yang tertelan juga dapat menyebabkan muntah dengan makanan yang tidak tercerna. Jika muntah dengan makanan yang tidak tercerna terjadi secara berulang, diskusikan dengan dokter hewan untuk mendapatkan saran tentang pola makan yang tepat atau pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab Muntah pada Kucing dan Anjing

Meskipun kadang-kadang muntah merupakan reaksi alami tubuh terhadap hal-hal yang tidak diinginkan, penting bagi pemilik hewan peliharaan untuk memahami penyebab muntah yang lebih serius. Sekarang, mari kita bahas beberapa penyebab umum muntah pada kucing dan anjing:

1. Pengaruh Obat-obatan

Beberapa obat-obatan yang diberikan kepada kucing dan anjing dapat menyebabkan efek samping berupa muntah. Misalnya, beberapa jenis obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dapat mengiritasi lambung dan menyebabkan muntah. Selain itu, beberapa antibiotik atau obat yang mempengaruhi sistem saraf juga dapat memicu muntah. Jika hewan peliharaan kamu mengalami muntah setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk mencari alternatif pengobatan yang lebih cocok.

2. Diet Pakan yang Tidak Tepat

Pemberian makanan yang tidak cocok atau berubah secara mendadak dapat menyebabkan muntah pada kucing dan anjing. Perubahan tiba-tiba dalam merek makanan atau bahan pangan yang baru diperkenalkan dapat mengganggu sistem pencernaan dan menyebabkan muntah. Beberapa hewan peliharaan juga memiliki sensitivitas terhadap bahan-bahan tertentu dalam makanan, seperti gluten atau bahan pengawet, yang dapat menyebabkan muntah. Penting bagi pemilik hewan peliharaan untuk memilih pakan berkualitas tinggi dan secara bertahap mengenalkan perubahan dalam diet mereka.

3. Masalah Pencernaan

Gangguan pencernaan terjadi karena beberapa penyebab seperti makan terlalu cepat, alergi pakan, dan memakan benda asing. Beberapa hewan peliharaan memiliki kebiasaan makan yang cepat dan rakus. Makan terlalu cepat dapat menyebabkan makanan tidak mencerna dengan baik dan memicu muntah. Reaksi alergi yang muncul menyebabkan gangguan pencernaan dan muntah. Beberapa contoh penyebab alergi yaitu alergi makanan tertentu, bahan kimia, atau alergen lingkungan. Kemudian, terkadang anabul bisa menjilat atau menelan benda asing seperti tali, plastik, atau serpihan kecil yang dapat mengiritasi saluran pencernaan dan menyebabkan muntah.

Gangguan pencernaan, seperti gastritis (peradangan lambung), gastroenteritis (peradangan saluran pencernaan), atau penyakit radang usus, dapat menyebabkan muntah pada kucing dan anjing. Infeksi bakteri, virus, atau parasit seperti cacing juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan menyebabkan muntah. Intoleransi makanan atau alergi makanan juga bisa menjadi faktor pemicu. Jika hewan peliharaan kamu mengalami muntah berulang atau muntah disertai dengan diare, kehilangan nafsu makan, atau kelemahan, segera periksakan ke dokter hewan.

4. Disfungsi Organ

Gangguan fungsi organ tertentu, seperti penyakit hati, penyakit ginjal, atau gangguan pankreas, dapat mempengaruhi keseimbangan pencernaan dan menyebabkan muntah pada kucing dan anjing. Organ yang tidak berfungsi dengan baik tidak dapat memproses makanan dengan benar, sehingga menciptakan ketidakseimbangan dalam sistem pencernaan dan menyebabkan muntah. Jika hewan peliharaan kamu mengalami muntah secara konsisten atau muntah terus-menerus tanpa alasan yang jelas, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk penilaian lebih lanjut.

5. Gangguan Endokrin dan Saraf

Masalah pada sistem endokrin, seperti penyakit tiroid atau gangguan adrenal, dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh dan memicu muntah pada kucing dan anjing. Sistem saraf yang terganggu, misalnya akibat keracunan atau trauma pada otak atau saraf pusat, juga dapat mempengaruhi fungsi pencernaan dan menyebabkan muntah. Pemeriksaan menyeluruh oleh dokter hewan diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengelola masalah endokrin atau saraf yang mungkin menjadi penyebab muntah.

6. Infeksius

Beberapa infeksi, seperti infeksi saluran pencernaan, infeksi virus, atau infeksi parasit, dapat menyebabkan muntah pada kucing dan anjing. Muntah yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan gejala lain, seperti demam, diare, atau kehilangan nafsu makan. Mengisolasi hewan peliharaan kamu dan menjaga kebersihan lingkungan dapat membantu mencegah penyebaran infeksi dan mempercepat pemulihan. Penyakit infeksius yang muncul gejala muntah diantaranya feline infectious peritonitis, feline panleukopenia, heartworm.

7. Tumor

Tumor pada saluran pencernaan atau organ-organ terkait seperti hati atau pankreas dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi pencernaan dan muntah pada kucing dan anjing. Jika muntah terjadi secara terus-menerus atau semakin parah, terutama pada hewan yang lebih tua, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Perawatan Muntah pada Kucing dan Anjing

Jadi, bagaimana cara mengatasi muntah pada kucing dan anjing? Pertama, pastikan hewan peliharaanmu tetap terhidrasi dengan memberikan air bersih dan segar setelah muntah. Selanjutnya, berikan makanan dalam porsi kecil dan sering, hindari perubahan makanan yang tiba-tiba, serta pastikan makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan hewan peliharaanmu. Terkadang muntah pada anabul disertai dengan diare, pertolongan pertama yang bisa kalian lakukan dengan memberikan Probiovar yang dapat mengurangi gejala yang muncul.

Jika muntah terus berlanjut atau disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan seperti diare, kehilangan nafsu makan, atau lemas, segera hubungi dokter hewan untuk evaluasi lebih lanjut. Dokter hewan dapat memberikan diagnosis yang akurat dan meresepkan pengobatan yang sesuai untuk mengatasi masalah pencernaan hewan peliharaanmu.

Ingatlah, sebagai pemilik hewan peliharaan, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesehatan mereka. Jika muntah terjadi sesekali dan hewan peliharaanmu dalam kondisi umum yang baik, kemungkinan besar itu hanya masalah ringan. Namun, jika muntah berlangsung dalam jangka waktu yang lama atau disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Dengan mengetahui jenis-jenis muntah yang mungkin terjadi dan penyebab di baliknya, kita dapat mengatasi masalah pencernaan pada hewan peliharaan dengan lebih efektif. Jaga kesehatan hewan kesayanganmu, berikan perhatian dan cinta yang mereka butuhkan, dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional saat diperlukan.

Ditulis oleh:
Drh Intan Khoirunnisa
Marketing

5 Cara Membasmi Kutu Kucing dengan Efektif

5 Cara Membasmi Kutu Kucing dengan Efektif

Kutu merupakan masalah umum yang sering dihadapi oleh pemilik kucing. Bukan hanya mengganggu kenyamanan hewan peliharaan kita, kutu juga dapat menyebabkan gatal-gatal, iritasi kulit, dan bahkan penyebaran penyakit. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara membasmi kutu kucing dengan efektif.

1.Gunakan obat kutu yang mengandung bahan aktif antikutu seperti ivermectin, salamectin dan lain lain.
Mectivar merupakan obat tetes kutu kucing yang bisa menjadi salah satu pilihan untuk kalian yang mempunyai banyak kucing. Hindari penggunaan obat kutu dengan bahan aktif yang tidak jelas, kandungan bahan aktif yang tidak jelas berpotensi menimbulkan alergi dan efek samping lain.

    Gambar kucing diberi obat kutu

    2. Mandi rutin menggunakan shampo anti-kutu khusus hewan.
    Mandi secara teratur dapat membantu menghilangkan kutu dan telurnya yang menempel pada bulu kucing. Pastikan untuk memilih shampo yang sesuai untuk kucing dan mengikuti petunjuk penggunaan dengan benar. Rekomendasi sampo khusus hewan kesayangan yang bisa kamu coba yaitu Fresh Clean anti kutu.

    Gambar kucing dimandikan 

    3. Sisir kucing secara teratur.
    Gunakan sisir kutu yang halus untuk menyisir bulu kucing secara rutin. Hal ini membantu menghilangkan kutu dewasa, telur, dan larva yang mungkin ada di bulu kucing. Pastikan untuk memeriksa sisir secara teratur dan membersihkannya setelah digunakan.

    Gambar kucing disisir kucing

    4. Jaga kebersihan lingkungan. Kutu tidak hanya hidup pada tubuh kucing, tetapi juga dapat menempel di lingkungan sekitarnya. Pastikan untuk membersihkan dan mendesinfeksi area-area tempat kucing sering berada, seperti tempat tidur, karpet, dan furnitur. Ganti alas kandang secara teratur, cuci tempat tidur kucing secara rutin, dan pastikan bahwa area tersebut tetap kering dan bersih. Gunakan produk anti-kutu yang aman untuk kucing dan ikuti petunjuk penggunaan dengan benar. Kamu bisa menggunakan Deltamed untuk desinfeksi kandang tempat kucing bermain.

    Gambar pet owner bermain dengan kucingnya 

    5. Konsultasikan dengan dokter hewan. Jika infestasi kutu pada kucing sangat parah atau tidak merespon terhadap pengobatan rumahan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter hewan. Dokter hewan dapat memberikan saran yang tepat dan mungkin meresepkan pengobatan tambahan untuk membasmi kutu secara efektif. Kamu juga bisa mencoba konsultasi dokter hewan online Satwagia terkait masalah kutu pada anabul.

    Gambar kucing diperiksa dokter hewan

    Jadi, jika kamu menghadapi masalah infestasi kutu pada kucing, penting untuk segera mengambil langkah-langkah yang tepat. Mectivar dapat menjadi pilihan yang efektif dalam membasmi kutu pada kucing. Namun, perlu diingat bahwa konsultasi dengan dokter hewan tetap penting untuk memastikan pengobatan yang sesuai dan aman bagi kucing kalian.

    Ditulis oleh:
    Drh Intan Khoirunnisa
    Marketing

    5 Alasan  Mengapa Dokter Hewan Merekomendasikan Probiotik untuk Hewan Peliharaan Kamu

    5 Alasan  Mengapa Dokter Hewan Merekomendasikan Probiotik untuk Hewan Peliharaan Kamu

    Probiotik telah menjadi topik yang semakin populer dalam dunia kesehatan manusia, tetapi apakah kamu tahu bahwa probiotik juga dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi hewan peliharaan? Dalam pandangan seorang dokter hewan, probiotik telah terbukti memiliki berbagai manfaat yang dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup hewan peliharaan. 

    Sebagai dokter hewan, kami menyadari betapa pentingnya kesehatan saluran pencernaan dalam menjaga kesejahteraan umum hewan peliharaan. Saluran pencernaan yang sehat berperan penting dalam penyerapan nutrisi yang optimal, menjaga kekebalan tubuh, dan mencegah penyakit. Probiotik, dengan sifatnya yang dapat memperbaiki keseimbangan mikrobiota usus, telah menjadi alat yang sangat berharga dalam meningkatkan kesehatan saluran pencernaan hewan peliharaan. 

    Berikut alasan mengapa dokter hewan merekomendasikan probiotik untuk hewan peliharaan kamu:

    1. Mengatasi masalah pencernaan

    Salah satu manfaat utama probiotik yang dapat kami saksikan sebagai dokter hewan adalah kemampuannya dalam mengatasi masalah pencernaan. Diare, muntah, atau perubahan feses adalah masalah yang umum pada hewan peliharaan, dan sering kali terkait dengan gangguan keseimbangan mikroba dalam usus. Probiotik membantu memulihkan keseimbangan ini dengan meningkatkan jumlah bakteri baik dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Ini membantu mengurangi peradangan, memperbaiki kerusakan mukosa usus, dan mempercepat pemulihan dari masalah pencernaan.

    2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

    Probiotik juga telah terbukti memiliki efek positif pada sistem kekebalan tubuh hewan peliharaan. Seperti halnya manusia, sistem kekebalan tubuh hewan peliharaan berperan penting dalam melawan infeksi dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Probiotik dapat membantu merangsang produksi sel kekebalan, memperkuat respons kekebalan, dan melindungi hewan peliharaan dari patogen yang berbahaya. Dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, probiotik dapat membantu mencegah berbagai penyakit dan mempercepat pemulihan hewan peliharaan saat sakit.

    3. Mengatasi masalah alergi 

    Selain manfaat diatas, probiotik juga dapat membantu dalam mengatasi masalah alergi pada hewan peliharaan. Alergi makanan atau alergi lingkungan sering kali menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, ruam kulit, dan masalah pencernaan pada hewan peliharaan. Probiotik dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, meredakan gejala alergi, dan meningkatkan kesehatan kulit. Ini membantu hewan peliharaan kamu merasa lebih nyaman dan memperbaiki kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

    4. Meningkatkan penyerapan nutrisi dalam tubuh

    Selain manfaat langsung yang terkait dengan kesehatan, probiotik juga dapat memberikan manfaat lain yang tidak langsung namun penting bagi kesehatan hewan peliharaan kamu. Misalnya, probiotik dapat membantu meningkatkan penyerapan nutrisi dalam tubuh hewan peliharaan. Dengan memperbaiki keseimbangan mikrobiota usus, probiotik membantu meningkatkan efisiensi pencernaan dan penyerapan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Ini berarti hewan peliharaan kamu dapat memperoleh manfaat maksimal dari makanan yang mereka makan, yang pada gilirannya berkontribusi pada pertumbuhan yang sehat, energi yang baik, dan sistem kekebalan tubuh yang kuat.

    5. Mengurangi stress

    Probiotik juga dapat membantu mengurangi stres pada hewan peliharaan kamu. Stres dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan hewan peliharaan, termasuk masalah pencernaan dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Probiotik dapat membantu mempengaruhi jalur komunikasi antara saluran pencernaan dan otak, yang dikenal sebagai sumbu usus-otak. Dengan merangsang produksi senyawa seperti serotonin, probiotik dapat membantu menstabilkan mood, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

    Begitu banyak manfaat probiotik yang dapat dirasakan oleh hewan kesayangan. Namun, selain memberikan suplemen probiotik, ada beberapa langkah lain yang dapat kamu ambil untuk mendukung kesehatan saluran pencernaan hewan peliharaan kamu. Pastikan kamu memberikan makanan berkualitas tinggi yang mengandung serat yang cukup dan nutrisi penting. Jaga lingkungan hewan peliharaan kamu tetap bersih dan steril untuk mencegah infeksi dan kontaminasi. Berikan air bersih dan segar sepanjang waktu untuk menjaga hewan peliharaan tetap terhidrasi dengan baik.

    Kesimpulannya, bahwa probiotik memiliki berbagai manfaat yang signifikan bagi kesehatan hewan peliharaan. Dari memperbaiki masalah pencernaan hingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh, probiotik dapat menjadi alat yang berharga dalam menjaga kesehatan dan kualitas hidup hewan peliharaan kamu, sehingga jelas mengapa kami sebagai dokter hewan, merekomendasikan probiotik untuk membantu menjaga kesehatan hewan peliharaan. Dalam perjalanan merawat hewan peliharaan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter hewan untuk mendapatkan panduan dan saran terbaik mengenai penggunaan probiotik khusus untuk hewan kesayangan yang sudah direkomendasikan oleh dokter hewan.

    Jangan lupa untuk memilih Probivar Digest sebagai probiotik terbaik yang aman dan cocok untuk hewan kesayangan kamu. Probivar Digest sudah direkomendasikan dan digunakan oleh dokter hewan serta Pawrents seluruh Indonesia!

    Di tulis oleh:
    drh Puspita Dwi Laudiyah
    Product Specialist

    Penanganan Pertama dan Pengobatan Luka pada Hewan Kesayangan: Tips yang Mudah dan Efektif

    Penanganan Pertama dan Pengobatan Luka pada Hewan Kesayangan: Tips yang Mudah dan Efektif

    Kita semua ingin hewan kesayangan kita tetap sehat dan bahagia, tetapi terkadang mereka bisa terluka. Luka pada hewan kesayangan bisa terjadi akibat kecelakaan atau aktivitas sehari-hari mereka. Luka yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan beberapa risiko serius, seperti infeksi, komplikasi yang lebih parah, nyeri dan ketidaknyamanan, kondisi fisik yang buruk, serta penyebaran penyakit. 

    Infeksi merupakan bahaya utama yang dapat terjadi jika luka tidak dirawat dengan baik, karena bakteri, virus, atau jamur dapat masuk ke dalam luka dan menyebabkan peradangan. Komplikasi yang lebih serius seperti gangren atau kerusakan jaringan juga bisa terjadi jika luka tidak ditangani secara tepat. Selain itu, hewan kesayangan yang menderita luka juga akan merasakan nyeri dan ketidaknyamanan, sehingga penting untuk memberikan perawatan yang tepat guna mencegah kondisi semakin memburuk.

    Luka yang dibiarkan tanpa penanganan yang tepat juga berisiko memperburuk kondisi fisik hewan, memperlambat proses penyembuhan, dan bahkan dapat menyebabkan penyebaran penyakit. Dalam artikel ini, kami akan memberikan tips penanganan pertama yang mudah dan pengobatan luka yang efektif untuk hewan kesayanganmu. Mari kita simak!

    1. Tenang dan Beri Rasa Aman pada Hewan Kesayangan

    Ketika hewan kesayanganmu terluka, penting untuk tetap tenang dan memberikan rasa aman pada mereka. Hewan dapat merasakan kecemasan dan ketakutan kita, jadi beri mereka ketenangan dengan suara lembut dan penuh perhatian. Ini akan membantu hewanmu tetap kooperatif selama penanganan.

    2. Bersihkan Luka dengan Lembut

    Langkah pertama dalam penanganan luka adalah membersihkannya. Gunakan air hangat atau larutan antiseptik yang lembut untuk membersihkan luka. Hindari penggunaan alkohol atau bahan kimia yang keras yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit hewan. Gunakan kain lembut atau kapas steril untuk membersihkan luka dengan lembut dan hindari menggosoknya terlalu keras.

    3. Hentikan Perdarahan

    Jika luka hewanmu mengalami perdarahan, langkah berikutnya adalah menghentikan darahnya. Gunakan kain bersih atau kapas steril untuk menekan luka dengan lembut selama beberapa menit. Tekanan ini akan membantu membentuk gumpalan darah dan menghentikan perdarahan. Jika perdarahan berat dan tidak berhenti, segera hubungi dokter hewan.

    4. Oleskan Obat Luka yang Sesuai

    Setelah membersihkan luka, oleskan obat luka yang sesuai untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan. Ada berbagai obat luka khusus hewan peliharaan yang tersedia di pasaran, Gentavar merupakan salah satu pilihan obat luka yang bisa digunakan untuk kucing dan anjing. Pilihlah obat luka yang sesuai dengan jenis luka dan rekomendasi dokter hewanmu. Oleskan obat dengan hati-hati dan sesuai petunjuk yang tertera pada kemasannya. Baca artikel ini untuk pilihan obat luka khusus hewan kesayangan

    5. Lindungi Luka dengan Perban atau Penutup

    Setelah mengoleskan obat luka, lindungi luka dengan perban atau penutup yang sesuai. Ini akan membantu mencegah kontaminasi dari kotoran dan bakteri yang dapat memperlambat proses penyembuhan. Pastikan perban tidak terlalu ketat atau terlalu longgar, sehingga hewanmu tetap nyaman dan dapat bergerak dengan bebas.

    6. Pantau Perkembangan Luka dan Konsultasikan dengan Dokter Hewan

    Setelah memberikan penanganan pertama pada luka hewan kesayanganmu, penting untuk memantau perkembangannya. Perhatikan tanda-tanda infeksi seperti pembengkakan, kemerahan, atau bau yang tidak sedap. Jika luka tidak sembuh atau kondisinya memburuk, segera hubungi dokter hewan untuk mendapatkan nasihat dan pengobatan lebih lanjut. Dalam situasi darurat, seperti luka parah atau pendarahan yang tidak berhenti, segera bawa hewan kesayanganmu ke klinik atau rumah sakit hewan terdekat.

    Dengan penanganan pertama yang tepat dan pengobatan luka yang efektif, hewan kesayanganmu akan mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Ingatlah untuk selalu mengikuti instruksi dokter hewan dan memberikan perhatian ekstra pada proses penyembuhan. Anabulmu akan kembali sehat dan bahagia dalam waktu singkat!

    Ditulis oleh:
    Drh Intan Khoirunnisa
    Marketing

    6 Rekomendasi Obat Luka Khusus untuk Hewan Peliharaan dan Mudah Didapatkan

    6 Rekomendasi Obat Luka Khusus untuk Hewan Peliharaan dan Mudah Didapatkan

    Apakah hewan peliharaanmu mengalami luka? Kamu kesulitan untuk menangani luka gores, luka terbuka, luka bernanah, luka basah, atau luka bakar? Jangan khawatir, ada beberapa obat luka untuk hewan kesayangan yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan. Di artikel ini, kami akan memberikan rekomendasi obat luka yang efektif dan dapat digunakan untuk hewan peliharaanmu yang terluka. Yuk, kita simak!

    1. Gentavar: Solusi Cepat untuk Penyembuhan Luka

    Gentavar adalah obat luka yang terbukti ampuh dalam mempercepat penyembuhan luka pada hewan peliharaanmu. Gentavar mengandung bahan aktif Gentamicin sulfate dan Dexamethason, yang berfungsi mengatasi infeksi bakteri dan peradangan yang mungkin terjadi pada luka. Gentavar mudah digunakan, cukup oleskan tipis pada area luka dan biarkan obat meresap. Dalam beberapa hari luka akan perlahan kering, hewan peliharaanmu akan merasakan perbaikan yang signifikan. Gentavar merupakan salep khusus hewan yang sudah diproduksi sesuai dengan CPOHB(Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik).

    Shopee : GentaVar

    Tokopedia : GentaVar

    2. Olive Care Luka: Perawatan Alami untuk Luka Hewan Peliharaan

    Olive Care mempunyai paket penanganan luka yaitu Olive Care  Spray dan Olive Care Krim Luka. Olive Care Spray mengandung antiseptik untuk membersihkan luka. Sementara Olive Care Krim Luka diberikan untuk penanganan luka, Olive Care Krim Luka mengandung bahan natural Grifola grondosa fruiting (jamur Maitake) yang berfungsi mengeringkan luka, membasmi bakteri kuman, dan meregenerasi kulit sehingga luka cepat tertutup. Cukup berikan Olive Care sebagai perawatan luka pada hewan kesayanganmu, dan biarkan ramuan alami bekerja dengan baik. Hewan peliharaanmu akan merasa nyaman dan penyembuhan luka akan berlangsung dengan baik.

    Shopee : Olive Care Luka

    Tokopedia : Olive Care Luka

    3. Zepa Antiseptik: Lindungi Luka dari Infeksi

    Zepa Antiseptik adalah obat luka yang efektif untuk melindungi luka hewan peliharaanmu dari infeksi. Dengan kandungan antiseptik Hypochorous acid (HOCl) 175 ppm (0,017%) pH 6,1. Zepa antiseptik ini membantu membersihkan luka dan mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Semprotkan Zepa Antiseptik pada luka dan biarkan obat bekerja secara efektif. 

    Shopee : ZEPA Antiseptik

    Tokopedia : ZEPA Antiseptik

    4. Bioplacenton: Perlindungan dan Penyembuhan yang Efektif

    Bioplacenton adalah salep luka yang efektif untuk hewan peliharaanmu yang mudah di dapatkan di apotik. Bioplacenton mengandung bahan aktif placenta ekstrak dan Neomycin sulfate yang membantu mempercepat penyembuhan luka, meredakan peradangan, mengobati luka bakar, dan mencegah luka terinfeksi. Oleskan Bioplacenton pada luka dengan lembut dan ulangi aplikasi secara teratur sesuai petunjuk. Hewan peliharaanmu akan merasa nyaman dan luka mereka akan sembuh dengan cepat.

    Shopee : Bioplacenton

    Tokopedia : Bioplacenton

    5. Salep Perubalsam: Perawatan Luka yang Sederhana

    Peru balsam berasal dari pohon Myroxylon balsamum, bahan aktif yang terkandung berfungsi membantu proses penyembuhan luka. Peru balsam sering digunakan untuk terapi luka di hewan kesayangan, biasanya Peru balsam digunakan dalam sediaan salep yang khusus diracik oleh Dokter Hewan. Salep Peru balsam adalah obat luka yang sederhana namun efektif untuk hewan peliharaanmu. Salep ini dapat digunakan untuk luka kecil dan luka ringan pada hewan peliharaan. Oleskan Salep Perubalsem pada luka dengan hati-hati, dan biarkan obat meresap. Hewan peliharaanmu akan merasa nyaman dan luka mereka akan sembuh dengan baik.

    Shopee : Salep PERU BALSAM

    Tokopedia : Salep PERU BALSAM

    6. Nebacetin 

    NEBACETIN merupakan obat yang di gunakan untuk pengobatan penyakit kulit dan mukosa terutama yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Nebacetin mengandung anti bakteri Neomycin dan bacitracin. NEBACETIN mempunyai 2 varian yaitu NEBACETIN salep dan NEBACETIN powder. NEBACETIN powder menjadi salah satu opsi pengobatan untuk luka yang basah dan luas karena NEBACETIN powder dapat mengobati luka serta mempercepat luka kering.

    Shopee : NEBACETIN

    Tokopedia : NEBACETIN

    Jadi, itulah 5 rekomendasi obat luka khusus untuk hewan peliharaanmu. Setiap produk memiliki keunggulan masing-masing, jadi pilihlah yang sesuai dengan kondisi luka hewan peliharaanmu. Ingatlah untuk selalu membaca petunjuk penggunaan yang terlampir pada kemasan dan berkonsultasi dengan dokter hewan jika diperlukan. Dengan perawatan yang tepat dan penggunaan obat yang sesuai, hewan peliharaanmu akan pulih dengan cepat dan kembali sehat dan bahagia.

    Ditulis oleh:
    Drh Intan Khoirunnisa
    Marketing

    Mengenal 5 Breed Anjing yang Rentan Terkena Masalah Mata

    Mengenal 5 Breed Anjing yang Rentan Terkena Masalah Mata

    Kesehatan mata adalah aspek penting yang harus diperhatikan ketika memiliki anjing peliharaan. Beberapa breed anjing memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami masalah mata tertentu. Dalam artikel ini, kami akan mengulas beberapa breed anjing yang rentan terkena sakit mata dan memberikan informasi tentang penyebab, gejala, serta perawatan yang perlu diperhatikan. Memahami kondisi mata yang umum pada breed-breed ini dapat membantu pemilik anjing untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan perawatan yang tepat.

    1. Pug

    Pug adalah salah satu breed anjing yang dikenal memiliki risiko tinggi terkena masalah mata. Mereka sering mengalami kelainan seperti kelopak mata terlipat ke dalam (entropion) atau kelopak mata terlipat ke luar (ectropion), yang dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan pada kornea. Pemilik Pug sebaiknya memperhatikan tanda-tanda peradangan atau iritasi pada mata mereka dan berkonsultasi dengan dokter hewan untuk perawatan yang tepat.

    2. English Bulldog

    English Bulldog juga rentan terhadap masalah mata yang meliputi cherry eye, entropion, ectropion, dan keratitis. Bentuk kepala dan struktur wajah mereka yang khas dapat menyebabkan mata yang menonjol dan lebih rentan terkena trauma. Pemilik English Bulldog harus secara rutin memeriksa mata mereka, menjaga kebersihan sekitar mata, dan memperhatikan gejala seperti mata merah, lendir berlebihan, atau keluhan lain yang berkaitan dengan masalah mata.

    3. Cocker Spaniel

    Cocker Spaniel rentan terhadap berbagai masalah mata, termasuk glaukoma, katarak, dan distichiasis (bulu mata yang tumbuh di dalam kelopak mata). Gejala yang harus diperhatikan termasuk kekeruhan pada mata, perubahan perilaku, atau air mata berlebihan. Pemilik Cocker Spaniel disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata rutin dan berkonsultasi dengan dokter hewan jika ada gejala yang mencurigakan.

    4. Shih Tzu

    Shih Tzu memiliki mata yang besar dan cenderung mengalami berbagai masalah mata seperti entropion, distichiasis, dan sindrom mata kering. Pemilik Shih Tzu harus menjaga kebersihan mata mereka dengan rutin membersihkan area sekitar mata dan memperhatikan gejala seperti iritasi, kemerahan, atau penurunan produksi air mata.

    5. Chihuahua

    Chihuahua juga memiliki risiko tinggi mengalami berbagai masalah mata, termasuk katarak, glaukoma. Pemilik Chihuahua harus waspada terhadap gejala seperti penglihatan buram, mata berair, atau perubahan perilaku anjing mereka. Pemeriksaan mata secara berkala dan perawatan yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan mata mereka.

    Mengetahui breed anjing yang rentan terkena masalah mata adalah langkah awal yang penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan hewan peliharaanmu. Jika kamu memiliki salah satu breed anjing yang disebutkan di atas, pastikan melakukan pemeriksaan mata rutin oleh dokter hewan, menjaga kebersihan mata, dan memperhatikan gejala yang mencurigakan. Dengan perawatan yang tepat, kamu dapat membantu mencegah dan mengelola masalah mata pada anjing kalian, sehingga mereka tetap sehat dan bahagia.

    Jika anjing kalian mengalami gangguan iritasi pada mata, Optivar merupakan rekomendasi obat tetes mata khusus hewan kesayangan. Optivar dapat digunakan untuk pengobatan mata merah, peradangan pada konjungtiva, peradangan pada kornea dan konjungtiva, peradangan pada kelopak mata yg menyebabkan terjadinya pembengkakan dan kemerahan pada area pertumbuhan bulu mata, luka terbuka pada kornea akibat infeksi, mata belekan, mata berair, dan mata kering. Pawrent juga dapat melakukan konsultasi dengan dokter hewan untuk pemilihan obat mata yang sesuai dengan kondisi anabul.

    Ditulis oleh:
    Drh Intan Khoirunnisa
    Marketing

    6 Penyebab Mata Berair dan Bengkak pada Kucing

    6 Penyebab Mata Berair dan Bengkak pada Kucing

    Apakah kamu pernah melihat kucingmu dengan mata yang berair dan bengkak? Jika iya, jangan sepelekan gejala ini. Meskipun terlihat seperti masalah yang biasa, mata berair dan bengkak pada kucing sebenarnya bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang perlu diperhatikan.

    Tahukah kamu bahwa mata kucing yang berair dapat menandakan adanya masalah serius? Cairan yang keluar dari mata kucing sebenarnya memiliki peran penting dalam melindungi mata mereka. Namun, ketika produksi air mata berlebihan atau terdapat peradangan, hal ini bisa mengindikasikan adanya masalah yang perlu ditangani dengan segera. Pada artikel ini, kita akan membahas penyebab-penyebab umum mata berair dan bengkak pada kucing serta solusi yang efektif untuk mengatasinya.

    1. Conjunctivitis (Konjungtivitis)

    Konjungtivitis, atau yang sering disebut “mata merah,” adalah salah satu penyebab paling umum dari mata berair dan bengkak pada kucing. Hal ini disebabkan oleh peradangan pada kelopak mata, yang membuat mata kucing menjadi merah, bengkak, dan sensitif terhadap cahaya. Air mata yang berlebihan bisa tampak bening atau berwarna keputihan dan kental seperti lendir.

    2. Infeksi Saluran Pernapasan Atas pada Kucing

    Infeksi saluran pernapasan atas (sering disebut Feline Upper Respiratory Infection) pada kucing dapat menyebabkan mata berair dan bengkak. Infeksi ini bisa disebabkan oleh berbagai penyebab, termasuk calicivirus, herpesvirus, bakteri, atau protozoa. Selain mata berair, kucing juga bisa mengalami gejala konjungtivitis.

    3. Alergi

    Kucing juga bisa mengalami alergi terhadap berbagai zat seperti serbuk sari, jamur, debu, obat-obatan tertentu, parfum, dan produk pembersih. Alergi ini bisa menyebabkan mata kucing menjadi berair dan bengkak. Jika kamu curiga kucingmu memiliki alergi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter hewan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

    4. Luka pada Mata

    Luka pada mata, seperti goresan atau benturan, dapat menyebabkan mata kucing menjadi berair dan bengkak. Kucing yang mengalami luka pada mata cenderung menggosok atau menggaruk mata yang terluka, yang dapat memperparah kondisi. Jika kamu melihat tanda-tanda luka pada mata kucing, segera bawa ke dokter hewan untuk penanganan lebih lanjut.

    5. Gangguan pada saluran air mata

    Mata berair (epiphora) pada kucing juga bisa disebabkan oleh masalah dengan saluran air mata yang mengalir dari mata ke hidung. Biasanya disebabkan oleh penyumbatan pada saluran air mata, atau bisa juga disebabkan oleh radang pada hidung atau sinus. Terlalu banyak air mata juga bisa terjadi akibat pertumbuhan rambut kecil yang tidak normal di bawah kelopak mata, suatu kondisi genetik yang disebut distichiasis.

    6. Breed/Ras Hewan Tertentu

    Jika kamu memiliki kucing ras dengan wajah rata seperti Persia, mereka lebih rentan mengalami mata berair dan bengkak dibandingkan dengan kucing lainnya. Hal ini disebabkan oleh bentuk muka mereka yang datar, tengkorak yang bulat, dan mata yang menonjol. Kucing ras dengan wajah rata memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah mata tertentu.

    Bagaimana Cara Mengatasi Mata Berair dan Bengkak pada Kucing?

    Mata berair dan bengkak pada kucing adalah masalah yang sering dihadapi oleh para pemilik kucing. Ketika melihat kucing kesayangan dengan mata yang terlihat merah, berair, atau bahkan bengkak, tentu kita ingin segera mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Meskipun masalah ini bisa membuat kita khawatir, tidak perlu panik!

    Pertolongan pertama yang bisa pawrent lakukan untuk meredakan gejala mata kucing berair dan bengkak dengan memberikan Optivar. Optivar merupakan obat tetes mata untuk hewan kesayangan, dengan bahan aktif hypochlorous acid 0.01% yang dapat membunuh mikroba penyebab iritasi mata pada hewan kesayangan. Optivar merupakah salah satu pilihan rekomendasi dokter hewan untuk pengobatan iritasi mata pada anabul.

    Jika mata kucingmu terus berair dan bengkak, tidak kunjung sembuh atau jika kamu melihat gejala lain seperti mata merah yang memburuk atau keluar cairan berwarna, segera bawa kucing ke dokter hewan. Pengobatan yang diberikan dokter hewan disesuaikan dengan penyebab mata berair pada kucing. Dokter hewan akan memeriksa dan mungkin melakukan beberapa tes diagnostik untuk membantu pemberian resep obat yang tepat. Contoh beberapa pengobatan yang mungkin diberikan untuk mata berair pada kucing termasuk tetes mata/salep mata antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri, obat anti radang (anti inflamasi) dalam bentuk minum tetes mata atau salep sesuai dengan kebutuhan.

    Demikianlah beberapa penyebab dan solusi untuk mengatasi mata berair dan bengkak pada kucing. Jaga kesehatan mata kucingmu dengan baik dan selalu konsultasikan dengan dokter hewan jika ada masalah yang memprihatinkan. Dengan perawatan yang tepat, kucingmu akan segera pulih dan matanya akan kembali sehat dan cerah.

    Ditulis oleh:
    Drh Intan Khoirunnisa
    Marketing